Starlink dan Samsung Rancang Chip AI Revolusioner untuk Jaringan 6G Satelit Global

Senin, 03 November 2025 | 11:07:29 WIB
Starlink dan Samsung Rancang Chip AI Revolusioner untuk Jaringan 6G Satelit Global

JAKARTA - Perlombaan menuju era komunikasi nirkabel tanpa batas semakin nyata. Starlink, perusahaan satelit milik Elon Musk, kini dikabarkan menggandeng Samsung Electronics untuk menciptakan chip berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu menghubungkan perangkat secara langsung ke satelit tanpa jaringan darat.

Langkah ini menandai kolaborasi besar antara dua raksasa teknologi dunia. Keduanya berupaya mempercepat lahirnya jaringan 6G non-terrestrial network (NTN) yang mampu menjangkau seluruh belahan bumi.

Kemitraan Strategis untuk Menghubungkan Dunia Tanpa Batas

Laporan terbaru menyebutkan bahwa seorang eksekutif senior dari divisi semikonduktor Samsung telah bertemu dengan pejabat SpaceX. Pertemuan itu dilakukan untuk membahas detail teknis dan perkembangan terkini dari proyek pengembangan chip AI tersebut.

Menurut sumber yang mengetahui pertemuan itu, diskusi melibatkan rencana agar Samsung dapat menjadi bagian dari rantai pasokan komponen jaringan 6G non-terestrial milik SpaceX. “Pembicaraan sedang berlangsung untuk Samsung bergabung dalam rantai pasokan komponen jaringan 6G non-terestrial SpaceX, yang bertujuan menghubungkan seluruh dunia melalui satelit Starlink-nya,” ujar sumber tersebut.

Kerja sama ini dipandang sebagai langkah besar dalam membangun ekosistem komunikasi baru berbasis koneksi langsung ke satelit. Teknologi ini memungkinkan komunikasi tetap berjalan meski tanpa menara pemancar atau infrastruktur jaringan darat.

Dengan demikian, pengguna di daerah terpencil, pegunungan, hingga wilayah perairan lepas pantai nantinya dapat menikmati koneksi internet yang stabil. Proyek ini sekaligus menjadi pondasi awal dari visi besar Starlink: internet global yang tak mengenal batas geografis.

Chip Exynos Baru dengan Kecerdasan Buatan Tingkat Tinggi

Dalam bahan presentasi internal yang bocor ke publik, terungkap bahwa divisi System LSI Samsung tengah menyiapkan chip Exynos generasi terbaru. Chip ini dirancang dengan kemampuan khusus untuk memproses data satelit secara cerdas melalui akselerator AI yang disebut neural processing unit (NPU).

Chip Exynos baru itu mampu memprediksi lintasan satelit dan mengoptimalkan sinyal secara real-time. Dengan kecerdasan buatan yang tertanam di dalamnya, perangkat dapat memilih jalur koneksi terbaik untuk menjaga kestabilan sinyal meski berada di lokasi dengan cuaca ekstrem atau pergerakan satelit cepat.

Data uji performa menunjukkan hasil yang mengesankan. Modem Exynos baru tersebut memiliki kemampuan identifikasi sinyal hingga 55 kali lebih baik dan akurasi prediksi channel 42 kali lebih tinggi dibandingkan versi sebelumnya.

Inovasi ini menandai pergeseran strategis besar bagi Samsung. Setelah bertahun-tahun mendominasi pasar smartphone dan memori, kini perusahaan asal Korea Selatan itu mulai memperluas pengaruhnya ke sektor infrastruktur komunikasi masa depan.

Samsung menegaskan bahwa pengembangan chip ini merupakan bagian dari arah baru mereka dalam mendukung jaringan komunikasi generasi berikutnya. Transformasi ini memperlihatkan ambisi Samsung untuk tidak hanya menjadi produsen perangkat, tetapi juga tulang punggung teknologi yang menopang dunia digital global.

Starlink Siapkan Investasi Raksasa Dukung Ekosistem 6G Satelit

Kerja sama dengan Samsung terjadi di tengah upaya ekspansi besar Starlink. Perusahaan yang berada di bawah naungan SpaceX itu dikabarkan telah menyiapkan investasi sekitar 17 miliar dolar AS atau sekitar Rp 257 triliun.

Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas spektrum dan frekuensi satelit yang menjadi infrastruktur utama jaringan 6G NTN. Target jangka panjangnya adalah menciptakan konektivitas universal di mana setiap perangkat, dari smartphone hingga laptop, bisa terhubung langsung ke konstelasi satelit Starlink.

Para analis industri menilai langkah ini bisa mengubah peta industri telekomunikasi global. Teknologi chip satelit berbasis 6G dan AI dinilai berpotensi mengganggu dominasi sistem jaringan konvensional yang selama ini mengandalkan menara dan infrastruktur darat.

Menurut proyeksi, pasar teknologi 6G satelit ini bisa mencapai nilai hingga 530 miliar dolar AS atau sekitar Rp 8.798 triliun pada tahun 2040. Angka tersebut menunjukkan betapa besar potensi ekonomi dari jaringan nirkabel lintas bumi yang sedang dirintis Starlink dan Samsung.

Selain keuntungan komersial, keberhasilan proyek ini juga dapat membawa dampak sosial yang signifikan. Konektivitas global tanpa batas akan membuka akses pendidikan, bisnis, dan layanan digital bagi masyarakat di daerah yang selama ini belum terjangkau internet cepat.

Tantangan Teknis dan Harapan Masa Depan

Meski menjanjikan, para ahli teknologi mengingatkan bahwa masih banyak tantangan teknis yang perlu diselesaikan. Salah satu masalah utama adalah konsumsi daya tinggi dari modem berbasis AI yang berpotensi membuat perangkat cepat kehabisan baterai.

Selain itu, efisiensi energi dan kestabilan koneksi juga menjadi perhatian besar agar perangkat pengguna tetap praktis dan mudah digunakan. Samsung disebut tengah berfokus pada pengembangan algoritma hemat daya serta sistem pendinginan mikro untuk menjaga performa chip tetap optimal.

Kendala lain yang tak kalah penting adalah kebutuhan koordinasi antara satelit di orbit rendah bumi (LEO) dan perangkat di darat. Sistem harus mampu beradaptasi secara dinamis dengan ribuan satelit yang bergerak cepat di orbit.

Meski demikian, para pengamat optimistis kolaborasi antara Starlink dan Samsung dapat mengatasi hambatan tersebut. Kombinasi pengalaman SpaceX dalam teknologi satelit dan keunggulan Samsung di bidang semikonduktor diprediksi akan mempercepat realisasi jaringan 6G berbasis satelit global.

Dengan lebih dari 4.000 satelit Starlink yang telah beroperasi di orbit rendah bumi hingga Mei 2024, fondasi infrastruktur sudah terbentuk dengan kuat. Pengembangan chip AI terbaru ini akan menjadi komponen penting yang memungkinkan komunikasi langsung antara perangkat pengguna dan satelit di luar angkasa.

Era Baru Komunikasi Tanpa Batas

Kolaborasi antara Starlink dan Samsung bukan sekadar proyek teknologi biasa. Ini adalah langkah strategis menuju masa depan di mana internet benar-benar universal, bebas dari keterbatasan sinyal dan menara seluler.

Jika proyek ini berhasil diwujudkan, dunia akan memasuki babak baru komunikasi digital global. Setiap individu di pelosok bumi dapat menikmati koneksi berkecepatan tinggi, seolah berada di pusat kota modern.

Dalam beberapa tahun ke depan, hasil kolaborasi ini diprediksi akan menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perkembangan teknologi komunikasi. Dengan dukungan inovasi AI dan kekuatan satelit, Starlink dan Samsung tengah menulis bab baru menuju era konektivitas tanpa batas.

Terkini